BAHAN AJAR
MENULIS KRITIK
DAN ESAI
A.
Pengertian Dan Mengidentifikasi Kritik Sastra Dan Esai
Kritik sastra dan esai merupakan suatu cabang dari ilmu
sastra dalam pengadaan analisis, penafsiran, serta penilaian sebuah teks
sastra. Orang yang melakukannya disebut kritikus sastra. Dia diharapkan
memahami terlebih dahulu tentang ilmu sastra sebelum membuat sebuah kritik
sastra. HB. Jassin pernah berpendapat bahwa kritik sastra adalah pertimbangan
baik atau buruk suatu hasil karya sastra. Oleh karena itu, seorang kritikus
sastra dianggap sebagai juru obat. Jika karya sastra telah diresensi oleh
seorang kritikus terkenal, maka karyanya dianggap bermutu dan bernilai sastra
tinggi.
Ciri-ciri
kritik sastra dan esai yang baik adalah selalu mempertimbangkan empat komponen
berikut ini.
a.
Data atau fakta
b.
Inference atau kesimpulan
c.
Evaluasi atau judgment
d.
Penilaian
Selain
itu, juga harus didukung oleh intuisi penulis secara tajam dan kritis.
Perhatikan contoh kritik sastra dan esai berikut ini.
B.
Contoh Kritik dan Esai
a.
Contoh kritik sastra:
Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung
Penulis: Purwana
Adi Saputra
Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya
sendiri, kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh
gerak, dinamika, juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra
lahir mereka yang menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari
budaya bangsa. Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka
menarik kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud.
Mereka melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang
disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum
bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya
sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini,
dengan seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan
sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang
memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah
institut tempat para kiai dengan dibantu para ustadnya menepa kepala para
santri dengan palu godam paksa.
(dikutip seperlunya dari Solopos, 5 Desember 2006)
|
b.
Contoh esai:
Perda Kesenian dan Rumah Hantu
Oleh: Teguh W.
Sastro
Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melontarkan keinginan
agar Pemkot Surabaya memiliki Perda (Peraturan Daerah) Kesenian. Namanya juga
peraturan, di buat pasti untuk mengatur. Tetapi, peraturan belum tentu tidak
ada jeleknya. Tetap ada jeleknya. Yakni, misalnya, jika peraturan itu justru
potensial destruktif. Contonya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu,
senimankan banyak ragamnya. Ada yang pinter
(pandai) dan ada juga yang keminter
(sok tahu). Oleh karenanya, pertentangan diantara mereka pun akan
meruncing, misalnya, soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian
memasukan pasal-pasal ke dalam rancangan perda itu, dan seterusnya.
Itu hanya salah satu contoh persoalan yang potensial muncul pada proses
pembuatan perda itu, belum sampai pada tataran pelaksanaanya. Hal ini
bukannya menganggap bahwa adanya praturan itu tidak baik, terutama menyangkut
Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana dan prasarana, misalnya,
bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di Surabaya. Akan
tetapi, bagaimana halnya jika menyangkut mental dan visi para seniman dan
birokrat kesenian itu sendiri?
(Dikutip seperlunya dari Jawa Pos, 30 Januari 2007)
|
Setelah
membaca dan memahami contoh kritik dan esai diatas, tentunya anda dapat
mengidentifikasi unsur-unsur dan ciri-ciri kritik dan esai tersebut.
Untuk
dapat menulis kritik dan esai dengan baik diperlukan latihan terus menerus.
Sebagai langkah-langkah menulis kritik dan esai perlu kalian perhatikan hal-hal
berikut.
a.
Menentukan tema atau topik yang akan ditulis/dikritik.
b.
Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung.
c.
Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan daya kontra.
d.
Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema.
e.
Memulai untuk menulis kritik atau esai.
f.
Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi.
g.
Mengirimkan ke media massa cetak.
Selain langkah-langkah di atas, secara konkret anda dapat
mengikuti langkah-langkah berikut ini.
a.
Menentukan tema
b.
Menentukan bentuk tujuan tulisan (kritik atau esai).
c.
Mengumpulkan bahan dan mencari referensi yang mendukung.
d.
Membuat kerangka (kritik atau esai).
e.
Membuat isi (kritik atau esai).
f.
Penutup atau kesimpulan.
C.
Menyunting Penulisan Kritik dan Esai
Menyunting adalah memperbaiki naskah sehingga menjadi
tulisan yang baik dan mudah dipahami. Hal yang dipahami misalnya:
o Pilihan kata.
o Penerapan ejaan.
o Susunan kalimat, dan
o Keterpaduan paragraf
D.
Contoh Penyuntingan
Cara
penyuntingan ini berupa:
1.
Setiap kritikus yang cakap harus memerhatikan berbagai hal yang terdapat
pada setiap karya sastra.
2.
Kecermatan dalam mengungkapkan berbagai hal yang terdapat dalam karya
sastra tersebut tergantung pada tingkat ketajaman perasaan kritikus.
3.
Kritikus agar dapat menagkap kepribadian karya sastra harus melalui rekreasi
artistik.
4.
Kritikus harus tahu bahasa yang digunakan oleh sastrawan atau harus akrab
dengan berbagai jenis gaya bahasa/idiom, komposisi, latar belakang kebudayaan.
Pada
prinsipnya menulis kritik dan esai berkaitan dengan tiga aspek, yaitu:
1.
Aspek historis, yaitu berkaitan dengan watak dan orientasi kesejarahan
(mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sastrawan dan menafsirkan hasrat
keinginan berdasarkan minat sastrawan serta latar belakang budayanya).
2.
Aspek rekreatif, yaitu menghubungkan apa yang ditangkap/yang telah
diungkapkan sastrawan, menuliskan kesan-kesan tentang pengalaman rohani yang
diperoleh dari karya sastra yang telah dibaca.
3.
Aspek penghakiman, yaitu berkaitan dengan nilai-nilai dan kadar
artistiknya. Penentuan nilai harus memenuhi kriteria, yaitu:
a.
Estetika, yakni pencapaian sebagai karya seni.
b.
Espitemik, yakni pencapaiannya sebagai karya seni.
c.
Normatif, yaitu tentang arti kepentingan, keagungan, dan kedalamannya.
E.
Refleksi
Dalam pelajaran ini, anda telah mempelajari serta
mempraktikan cara mendengar laporan lisan isi program sekolah, menyampaikan
gagasan dan tanggapan dalam diskusi, menulis kritik dan esai. Sudahkan anda
menguasai materi yang anda pelajari tersebut? Jika anda belum menguasainya,
sebaiknya anda mempelajari kembali dan jangan sungkan-sungkan menanyakan kepada
guru pengampu anda, jika sudah mampu menguasai materi silahkan lanjutkan ke
tema berikutnya.
Jika
anda pelupa buatlah satu karya yang begitu mengesankan dibenak anda.